Jumat, 05 Oktober 2012


Fitokimia lebih diarahkan untuk mengetahui zat kimia metabolit sekunder dari tiap tanaman. Dalam perkembangannya dengan pengetahuan fitokimia banyak zat yang didapat, yang bisa menjelaskan hubungan filogenetika dari marga-marga dalam dunia tumbuhan. Sejalan dengan itu berkembng pula kematoksonomi yang dapat dikatakan sebagai sosiologi tumbuhan yang menjelaskan hubungan antarmarga tumbuhan.
          Hubungan farmasi dengan fitokimia dapat pula terkait dengan modul-modul sintesis obat baru. Modul-modul sintesis tersebut dapat diikuti dengan farmakognosi, fitokimia dan biofarmasi yang mengikuti perkembangan satu struktur kimia dalam tubuh hewan maupun manusia. Dengan perkembangan ilmu-ilmu tersebut, ilmu sintesis kimia menghasilkan molekul-molekul baru yang digunakan dalam bidang farmasi, kadang-kadang dapat juga zat fitokimia murni disintesis, sehingga kit adapt memperoleh molekul-molekul baru tanpa tergantung pada tumbuhannya.
          Istilah fitokimia (dari kata “phyto” = tanaman) berarti kimia tanaman. Dari namanya dapat ditafsirkan bahwa fitokimia menguraikan aspek kimia suatu tanaman.
Kajian fitokimia meliputi:
1.   Uraian tentang isolasi dan konstitusi senyawa kimia dalam tanaman
2.   Perbandingan senyawa kimia tanaman
3.   Perbandingan komposisi senyawa kimia dari bermacam-macam jenis tanaman atu penelitian untuk pengembangan senyawa kimia dalam tanaman

Fitokimia pun mempunyai peran dalam penelitian obat yang secara khusus dibahas dalam farmakoterapi, demikian pula dengan farmakognosi.

METABOLIT SEKUNDER
Fisik tanaman sebagaian besar terdiri atas air. Kandungan air mencapai lebih lebih dari 90 % pada daun, bunga buah (buah yang berair banyak), ddan bagian tanaman yang berada dibawah tanah. Pada jaringn yang miskin organ penyimpan, kandungan airnya menurun hingga sekitar 50 %, yaitu pada kulit dan kayu. Yang mengandung air paling sedikit adalah biji, umumnya mengandung ± 10%
Senyawa kimia bermolekul besar merupakan bagian utama dalam organ tanaman kering. Ssenyawa beermolekul besar ini berfungsi sebagai pembentuk struktur tanaman (selulosa, kitin, lignin, dan pectin), sebagai cadangan makanan (amilum, protein, lipoprotein0 atau untuk memenuhi fungsi metabolisme penting lainnya(protein dan enzim).

Penggolongan Metabolit Sekunder
Minyak Atsiri
Baunya khas dan dapt dipissahkan dari senyawa kimia tanaman lainnya, karena sukar larut dalam air dan dapat menguap bersama uap air
          Alkaloid
                Serturner (1805) menemukan bahwa kerja farmakologi opium ada kaitannya dengan senyawa kimia yang bersifat basa. Senyawa yang bersifat basa dapat dipisahkan dari yang netral dan asam, dengan cara ekstraksi cair-cair antara fase air dan pelarut organic.
          Tannin (zat samak)
                Tannin ditandai dengan sifatnya yang dapat menciutkan dan mengendapkan protein dari larutan dengan membentuk senyawa yang tidak larut. Karena itu zat samak mengubah kulit mentah binatang menjadi kulit olahan

Tidak ada komentar:

my COUNT