Fitokimia lebih diarahkan untuk
mengetahui zat kimia metabolit sekunder dari tiap tanaman. Dalam perkembangannya
dengan pengetahuan fitokimia banyak zat yang didapat, yang bisa menjelaskan
hubungan filogenetika dari marga-marga dalam dunia tumbuhan. Sejalan dengan itu
berkembng pula kematoksonomi yang dapat dikatakan sebagai sosiologi tumbuhan
yang menjelaskan hubungan antarmarga tumbuhan.
Hubungan
farmasi dengan fitokimia dapat pula terkait dengan modul-modul sintesis obat
baru. Modul-modul sintesis tersebut dapat diikuti dengan farmakognosi,
fitokimia dan biofarmasi yang mengikuti perkembangan satu struktur kimia dalam
tubuh hewan maupun manusia. Dengan perkembangan ilmu-ilmu tersebut, ilmu
sintesis kimia menghasilkan molekul-molekul baru yang digunakan dalam bidang
farmasi, kadang-kadang dapat juga zat fitokimia murni disintesis, sehingga kit
adapt memperoleh molekul-molekul baru tanpa tergantung pada tumbuhannya.
Istilah
fitokimia (dari kata “phyto” = tanaman) berarti kimia tanaman. Dari namanya
dapat ditafsirkan bahwa fitokimia menguraikan aspek kimia suatu tanaman.
Kajian fitokimia meliputi:
1. Uraian tentang isolasi dan
konstitusi senyawa kimia dalam tanaman
2. Perbandingan senyawa kimia
tanaman
3. Perbandingan komposisi senyawa
kimia dari bermacam-macam jenis tanaman atu penelitian untuk pengembangan
senyawa kimia dalam tanaman
Fitokimia pun mempunyai peran
dalam penelitian obat yang secara khusus dibahas dalam farmakoterapi, demikian
pula dengan farmakognosi.
METABOLIT SEKUNDER
Fisik tanaman sebagaian besar
terdiri atas air. Kandungan air mencapai lebih lebih dari 90 % pada daun, bunga
buah (buah yang berair banyak), ddan bagian tanaman yang berada dibawah tanah. Pada
jaringn yang miskin organ penyimpan, kandungan airnya menurun hingga sekitar 50
%, yaitu pada kulit dan kayu. Yang mengandung air paling sedikit adalah biji,
umumnya mengandung ± 10%
Senyawa kimia bermolekul besar
merupakan bagian utama dalam organ tanaman kering. Ssenyawa beermolekul besar
ini berfungsi sebagai pembentuk struktur tanaman (selulosa, kitin, lignin, dan pectin),
sebagai cadangan makanan (amilum, protein, lipoprotein0 atau untuk memenuhi
fungsi metabolisme penting lainnya(protein dan enzim).
Penggolongan Metabolit Sekunder
Minyak
Atsiri
Baunya
khas dan dapt dipissahkan dari senyawa kimia tanaman lainnya, karena sukar
larut dalam air dan dapat menguap bersama uap air
Alkaloid
Serturner (1805) menemukan bahwa
kerja farmakologi opium ada kaitannya dengan senyawa kimia yang bersifat basa. Senyawa
yang bersifat basa dapat dipisahkan dari yang netral dan asam, dengan cara
ekstraksi cair-cair antara fase air dan pelarut organic.
Tannin
(zat samak)
Tannin ditandai dengan sifatnya
yang dapat menciutkan dan mengendapkan protein dari larutan dengan membentuk
senyawa yang tidak larut. Karena itu zat samak mengubah kulit mentah binatang
menjadi kulit olahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar