FARMASI IS NEVER DIE
Minggu, 24 Mei 2015
Minggu, 26 April 2015
Selasa, 13 Januari 2015
Jumat, 05 Oktober 2012
CIRI-CIRI DAN GEJALA HIPERTENSI
Pada umumnya gejala hipertensi
tidak diketahui dengan pasti. Sebagian besar penderita baru menyadari
jika ia telah mengidap penyakt hipertensi setelah terjadi komplikasi
pada organ lain seperti ginjal, mata, otak, dan jantung. Sakit kepala,
mimisan,limbung dan mabuk sering dianggap sebagai ciri-ciri hipertensi.
Data pada sebuah klinik di Paris menyebutkan bahwa dari 1771 penderita penyakit hipertensi yang tidak diobati, mengalami sakit kepala 40,5 %, berdebar 28,5 %, sering buang air kecil waktu malam 20,4 %, rasa limbung 20,8 %, dan sering mengalami telinga berdengung 13,8 %.
Data pada sebuah klinik di Paris menyebutkan bahwa dari 1771 penderita penyakit hipertensi yang tidak diobati, mengalami sakit kepala 40,5 %, berdebar 28,5 %, sering buang air kecil waktu malam 20,4 %, rasa limbung 20,8 %, dan sering mengalami telinga berdengung 13,8 %.
Gejala hipertensi yang sudah terjadi komplikasi bisa berupa
gangguan penglihatan, gangguan saraf, lemah jantung dan gejala lain
karena penurunan fungsi ginjal. lemah jantung yang lebih dikenal gagal
ginjal biasanya diikuti rasa sesak di dada. Sementara itu gangguan
penglihatan sering dutemui pada penderita hipertensi berat.
Pada umumnya gejala komplikasi hipertensi berbeda-beda antara satu tempat dan dan tempat lainnya.
Gejala hipertensi yang terjadi komplikasi pada jantung bisa
menyebabkan gagal jantung , pada otot bisa menyebabkan stroke yang
membuat anggota badan lumpuh. Serangan isekmi pada otak bisa ditandai
dengan kesemutan pada wajah dan anggota badan atau kehilngan kesadaran
dan kembali pulih setelah 24 jam.
Peningkatan tekanan darah
mendadak pada orang yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal bisa
menyebabkan pembuluh darah di otak mengalami penciutan mendadak.
Sebagian lagi mengalami pelebaran disertai merembesnya serum atau cairan
dari dinding pembuluh darah otak yang menyebabkan otak menjadi lembap
yang biasanya disebut dengan stroke yang berakibat pada kelumpuhan saraf
otak.
Komplikasi hipertensi pada gagal jantung bisa mempercepat proses arterosclerosis pada penyakit jantung koroner.
Salah satu teori menyebutkan bahwa sel intima dari dinding pembuluh
darah koroner yang mempercepat timbulnya pengendapan kolesterol pada
bagian dalam dinding pembuluh darah.
Hipertensi juga bisa menyebabkan tekanan sistolik dalam bilk kiri
bertambah. Hal ini menyebabkan tekanan otot jantung naik, sehingga
kebutuhan oksigen pada otot jantung meningkat. selanjutnya terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen dan darah yang dialirkan
sehingga terjadi angina pectoris. Dengan mengobati hipertensi maka
proses penyakit jantung koroner dapat dikurangi atau dihambat.
Itulah gejala-gejala hipertensi yang timbul beserta ciri-ciri penyakit hipertensi yang sudah mempunyai komplikasi pada organ tubuh.
Sumber : Drs Sudjaswardi W dan M Sitanggang, Sehat dengan Ramuan
Tradisional, Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi dan
Kolesterol, AgroMedia Pustaka
Fitokimia lebih diarahkan untuk
mengetahui zat kimia metabolit sekunder dari tiap tanaman. Dalam perkembangannya
dengan pengetahuan fitokimia banyak zat yang didapat, yang bisa menjelaskan
hubungan filogenetika dari marga-marga dalam dunia tumbuhan. Sejalan dengan itu
berkembng pula kematoksonomi yang dapat dikatakan sebagai sosiologi tumbuhan
yang menjelaskan hubungan antarmarga tumbuhan.
Hubungan
farmasi dengan fitokimia dapat pula terkait dengan modul-modul sintesis obat
baru. Modul-modul sintesis tersebut dapat diikuti dengan farmakognosi,
fitokimia dan biofarmasi yang mengikuti perkembangan satu struktur kimia dalam
tubuh hewan maupun manusia. Dengan perkembangan ilmu-ilmu tersebut, ilmu
sintesis kimia menghasilkan molekul-molekul baru yang digunakan dalam bidang
farmasi, kadang-kadang dapat juga zat fitokimia murni disintesis, sehingga kit
adapt memperoleh molekul-molekul baru tanpa tergantung pada tumbuhannya.
Istilah
fitokimia (dari kata “phyto” = tanaman) berarti kimia tanaman. Dari namanya
dapat ditafsirkan bahwa fitokimia menguraikan aspek kimia suatu tanaman.
Kajian fitokimia meliputi:
1. Uraian tentang isolasi dan
konstitusi senyawa kimia dalam tanaman
2. Perbandingan senyawa kimia
tanaman
3. Perbandingan komposisi senyawa
kimia dari bermacam-macam jenis tanaman atu penelitian untuk pengembangan
senyawa kimia dalam tanaman
Fitokimia pun mempunyai peran
dalam penelitian obat yang secara khusus dibahas dalam farmakoterapi, demikian
pula dengan farmakognosi.
METABOLIT SEKUNDER
Fisik tanaman sebagaian besar
terdiri atas air. Kandungan air mencapai lebih lebih dari 90 % pada daun, bunga
buah (buah yang berair banyak), ddan bagian tanaman yang berada dibawah tanah. Pada
jaringn yang miskin organ penyimpan, kandungan airnya menurun hingga sekitar 50
%, yaitu pada kulit dan kayu. Yang mengandung air paling sedikit adalah biji,
umumnya mengandung ± 10%
Senyawa kimia bermolekul besar
merupakan bagian utama dalam organ tanaman kering. Ssenyawa beermolekul besar
ini berfungsi sebagai pembentuk struktur tanaman (selulosa, kitin, lignin, dan pectin),
sebagai cadangan makanan (amilum, protein, lipoprotein0 atau untuk memenuhi
fungsi metabolisme penting lainnya(protein dan enzim).
Penggolongan Metabolit Sekunder
Minyak
Atsiri
Baunya
khas dan dapt dipissahkan dari senyawa kimia tanaman lainnya, karena sukar
larut dalam air dan dapat menguap bersama uap air
Alkaloid
Serturner (1805) menemukan bahwa
kerja farmakologi opium ada kaitannya dengan senyawa kimia yang bersifat basa. Senyawa
yang bersifat basa dapat dipisahkan dari yang netral dan asam, dengan cara
ekstraksi cair-cair antara fase air dan pelarut organic.
Tannin
(zat samak)
Tannin ditandai dengan sifatnya
yang dapat menciutkan dan mengendapkan protein dari larutan dengan membentuk
senyawa yang tidak larut. Karena itu zat samak mengubah kulit mentah binatang
menjadi kulit olahan
Langganan:
Postingan (Atom)