Jumat, 05 Oktober 2012

CIRI-CIRI DAN GEJALA HIPERTENSI

gejala hipertensi
Pada umumnya gejala hipertensi tidak diketahui dengan pasti. Sebagian besar penderita baru menyadari jika ia telah mengidap penyakt hipertensi setelah terjadi komplikasi pada organ lain seperti ginjal, mata, otak, dan jantung. Sakit kepala, mimisan,limbung dan mabuk sering dianggap sebagai ciri-ciri hipertensi.

Data pada sebuah klinik di Paris menyebutkan bahwa dari 1771 penderita penyakit hipertensi yang tidak diobati, mengalami sakit kepala 40,5 %, berdebar 28,5 %, sering buang air kecil waktu malam 20,4 %, rasa limbung 20,8 %, dan sering mengalami telinga berdengung 13,8 %.
Gejala hipertensi yang sudah terjadi komplikasi bisa berupa gangguan penglihatan, gangguan saraf, lemah jantung dan gejala lain karena penurunan fungsi ginjal. lemah jantung yang lebih dikenal gagal ginjal biasanya diikuti rasa sesak di dada. Sementara itu gangguan penglihatan sering dutemui pada penderita hipertensi berat.
Pada umumnya gejala komplikasi hipertensi berbeda-beda antara satu tempat dan dan tempat lainnya.
Gejala hipertensi yang terjadi komplikasi pada jantung bisa menyebabkan gagal jantung , pada otot bisa menyebabkan stroke yang membuat anggota badan lumpuh. Serangan isekmi pada otak bisa ditandai dengan kesemutan pada wajah dan anggota badan atau kehilngan kesadaran dan kembali pulih setelah 24 jam.
Peningkatan tekanan darah mendadak pada orang yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal bisa menyebabkan pembuluh darah di otak mengalami penciutan mendadak. Sebagian lagi mengalami pelebaran disertai merembesnya serum atau cairan dari dinding pembuluh darah otak yang menyebabkan otak menjadi lembap yang biasanya disebut dengan stroke yang berakibat pada kelumpuhan saraf otak.
Komplikasi hipertensi pada gagal jantung bisa mempercepat proses arterosclerosis pada penyakit jantung koroner. Salah satu teori menyebutkan bahwa sel intima dari dinding pembuluh darah koroner yang mempercepat timbulnya pengendapan kolesterol pada bagian dalam dinding pembuluh darah.
Hipertensi juga bisa menyebabkan tekanan sistolik dalam bilk kiri bertambah. Hal ini menyebabkan tekanan otot jantung naik, sehingga kebutuhan oksigen pada otot jantung meningkat. selanjutnya terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen dan darah yang dialirkan sehingga terjadi angina pectoris. Dengan mengobati hipertensi maka proses penyakit jantung koroner dapat dikurangi atau dihambat.
Itulah gejala-gejala hipertensi yang timbul beserta ciri-ciri penyakit hipertensi yang sudah mempunyai komplikasi pada organ tubuh.
Sumber : Drs Sudjaswardi W dan M Sitanggang, Sehat dengan Ramuan Tradisional, Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi dan Kolesterol, AgroMedia Pustaka


Fitokimia lebih diarahkan untuk mengetahui zat kimia metabolit sekunder dari tiap tanaman. Dalam perkembangannya dengan pengetahuan fitokimia banyak zat yang didapat, yang bisa menjelaskan hubungan filogenetika dari marga-marga dalam dunia tumbuhan. Sejalan dengan itu berkembng pula kematoksonomi yang dapat dikatakan sebagai sosiologi tumbuhan yang menjelaskan hubungan antarmarga tumbuhan.
          Hubungan farmasi dengan fitokimia dapat pula terkait dengan modul-modul sintesis obat baru. Modul-modul sintesis tersebut dapat diikuti dengan farmakognosi, fitokimia dan biofarmasi yang mengikuti perkembangan satu struktur kimia dalam tubuh hewan maupun manusia. Dengan perkembangan ilmu-ilmu tersebut, ilmu sintesis kimia menghasilkan molekul-molekul baru yang digunakan dalam bidang farmasi, kadang-kadang dapat juga zat fitokimia murni disintesis, sehingga kit adapt memperoleh molekul-molekul baru tanpa tergantung pada tumbuhannya.
          Istilah fitokimia (dari kata “phyto” = tanaman) berarti kimia tanaman. Dari namanya dapat ditafsirkan bahwa fitokimia menguraikan aspek kimia suatu tanaman.
Kajian fitokimia meliputi:
1.   Uraian tentang isolasi dan konstitusi senyawa kimia dalam tanaman
2.   Perbandingan senyawa kimia tanaman
3.   Perbandingan komposisi senyawa kimia dari bermacam-macam jenis tanaman atu penelitian untuk pengembangan senyawa kimia dalam tanaman

Fitokimia pun mempunyai peran dalam penelitian obat yang secara khusus dibahas dalam farmakoterapi, demikian pula dengan farmakognosi.

METABOLIT SEKUNDER
Fisik tanaman sebagaian besar terdiri atas air. Kandungan air mencapai lebih lebih dari 90 % pada daun, bunga buah (buah yang berair banyak), ddan bagian tanaman yang berada dibawah tanah. Pada jaringn yang miskin organ penyimpan, kandungan airnya menurun hingga sekitar 50 %, yaitu pada kulit dan kayu. Yang mengandung air paling sedikit adalah biji, umumnya mengandung ± 10%
Senyawa kimia bermolekul besar merupakan bagian utama dalam organ tanaman kering. Ssenyawa beermolekul besar ini berfungsi sebagai pembentuk struktur tanaman (selulosa, kitin, lignin, dan pectin), sebagai cadangan makanan (amilum, protein, lipoprotein0 atau untuk memenuhi fungsi metabolisme penting lainnya(protein dan enzim).

Penggolongan Metabolit Sekunder
Minyak Atsiri
Baunya khas dan dapt dipissahkan dari senyawa kimia tanaman lainnya, karena sukar larut dalam air dan dapat menguap bersama uap air
          Alkaloid
                Serturner (1805) menemukan bahwa kerja farmakologi opium ada kaitannya dengan senyawa kimia yang bersifat basa. Senyawa yang bersifat basa dapat dipisahkan dari yang netral dan asam, dengan cara ekstraksi cair-cair antara fase air dan pelarut organic.
          Tannin (zat samak)
                Tannin ditandai dengan sifatnya yang dapat menciutkan dan mengendapkan protein dari larutan dengan membentuk senyawa yang tidak larut. Karena itu zat samak mengubah kulit mentah binatang menjadi kulit olahan

my COUNT